![]() |
Warga Gaza salat Idulfitri di reruntuhan akibat gempuran Israel. ©MAHMUD HAMS/AFP
A.S, idnews.co - Pada Senin, Amerika Serikat memblokir – untuk ketiga kalinya dalam sepekan – adopsi pernyataan bersama Dewan Keamanan PBB yang menyerukan diakhirinya kekerasan Israel-Palestina, memicu sidang darurat tertutup yang akan digelar pada Selasa.
Draf yang disusun China, Tunisia, dan Norwegia itu diajukan pada Minggu malam untuk disetujui pada Senin oleh 15 anggota, ketika pesawat tempur Israel terus menghantam Jalur Gaza dan jumlah korban jiwa dalam sepekan terakhir melampaui 200.
AS mengindikasikan bahwa mereka “saat ini tidak bisa mendukung sikap” Dewan Keamanan, kata salah seorang diplomat kepada AFP, dikutip Selasa (18/5).
Misi diplomatik Norwegia untuk PBB mengumumkan Dewan Keamanan akan menggelar rapat darurat tertutup membahas serangan Israel ke Palestina pada Selasa, pertemuan keempat sejak 10 Mei.
“Situasi di lapangan terus memburuk. Warga sipil tak berdosa terus terbunuh dan terluka. Kami mengulang: hentikan tembakan. Akhiri pertempuran sekarang,” kata delegasi tersebut di Twitter.
Dewan Keamanan telah menggelar tiga pertemuan darurat membahas peningkatan eskalasi ini dalam sepekan terakhir, pertemuan terakhir digelar pada Minggu, tanpa mencapai sikap bersama – di mana AS yang menjadi sekutu utama Israel dituding menjadi penghalang.
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric menekankan pentingnya mengambil sikap yang kompak terkait konflik ini.
“Saya akan kembali menekankan pentingnya suara yang sangat kuat dan kompak dari Dewan Keamanan,” ujarnya dalam konferensi pers.
Majelis Umum PBB akan menggelar pembahasan langsung pertempuran Israel-Palestina pada Kamis pukul 14.00, kata juru bicara majelis umum Brenden Varma.
Menurut para diplomat, sidang akan digelar di tingkat para menteri dan beberapa pejabat pemerintah mengindikasikan akan ambil bagian.
'Lindungi warga sipil, khususnya anak-anak'
Draf teks terakhir, yang dilihat AFP, menyerukan “de-eskalasi situasi, penghentian kekerasan dan hormati hukum humaniter internasional, termasuk perlindungan warga sipil, khususnya anak-anak.”
Draf itu menyuarakan “keprihatinan mendalam” atas krisis Gaza dan “perhatian serius” terkait kemungkinan pengusiran keluarga Palestina dari rumah mereka di Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur, menentang "tindakan sepihak" yang kemungkinan besar akan meningkatkan ketegangan lebih lanjut.
Draf itu juga menyambut baik upaya internasional untuk menurunkan ketegangan, tanpa merujuk pada AS, dan menegaskan kembali dukungan Dewan Keamanan untuk negosiasi solusi dua negara mengizinkan Israel dan Palestina “hidup berdampingan dalam damai di dalam perbatasan yang aman dan diakui.”
Penolakan AS mendukung pernyataan bersama Dewan Keamanan tersebut disambut dengan ketidakpercayaan oleh sekutunya.
“Kami hanya meminta AS mendukung pernyataan Dewan Keamanan yang menyatakan hal-hal serupa yang disampaikan secara bilateral dari Washington,” kata seorang diplomat kepada AFP tanpa menyebut nama.
Pemerintahan Presiden Joe Biden bersikeras pihaknya bekerja di belakang layar, termasuk melalui kunjungan ke wilayah tersebut dengan mengirim utusan, dan pernyataan PBB bisa menjadi bumerang, menurut para diplomat.
Dalam konferensi pers di Copenhagen pada Senin, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membela keputusan AS memblokir pernyataan Dewan Keamanan PBB yang menyerukan diakhirinya pertempuran.
Sumber: AFP