Mantan Presiden AS, Donald Trump Foto: AP |
WASHINGTON, idnews.co — Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengkritik Presiden Joe Biden atas sikapnya yang dinilai ‘lemah’ dalam konflik antara Palestina dan Israel. Ketegangan antara kedua pihak di Timur Tengah meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Menurut Trump, sebagai seorang pro-Israel, Biden kurang mendukung negara sekutu Amerika tersebut. Ia juga menyebut di bawah kepemimpinan presiden dari Partai demokrat itu, dunia menjadi tidak stabil.
“Di bawah Biden, dunia menjadi lebih keras dan lebih tidak stabil karena kelemahan Biden dan kurangnya dukungan untuk Israel menyebabkan serangan baru terhadap sekutu kami," kata Trump dalam sebuah pernyataan, dilansir The Globe and Post, Rabu (12/5).
rump kemudian memuji masa kepemimpinannya sebagai ‘Presidensi Perdamaian. Pria berusia 74 tahun ini mengatakan bahwa musuh-musuh Israel akan mengetahui jika akan ada tanggapan balasan yang cepat jika negara sekutu AS itu diserang, saat dirinya masih menjadi presiden.
“Amerika harus selalu berdiri bersama Israel dan menjelaskan bahwa Palestina harus mengakhiri kekerasan, teror, dan serangan roket, dan menjelaskan bahwa AS akan selalu mendukung kuat hak Israel untuk mempertahankan diri,” kata Trump.
Konflik yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir telah menyebabkan sedikit 28 warga Palestina di Jalur Gaza harus kehilangan nyawa. Sementara, di Israel, ada tiga orang yang meninggal.
Ketegangan meningkat setelah adanya serangan dari pasukan keamanan Israel di Masjid Al Aqsa di Yerusalem pada Senin (10/5), saat jamaah yang kebanyakan adalah warga Palestina melaksanakan ibadah Ramadhan. Rekaman video yang beredar pada Selasa (11/5) menunjukkan bagaimana pasukan Israel secara langsung menembakkan gas air mata dan granat kejut.
Hal itu membuat Hamas, faksi politik Palestina di Jalur Gaza memberi peringatan kepada Israel dan mengirim tembakan roket ke Israel. Sebagai balasan, Israel meluncurkan serangan dara.
Pemerintah AS yang dipimpin Biden menyerukan agar Israel dan Palestina saling menahan diri untuk menghindari korban sipil. Meski demikian, dalam sebuah pernyataan, Departemen Luar Negeri negara adidaya ini mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri.
Sumber: The Globe and Post