IDNEWS.CO,MANADO- Keberadaan Relawan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Tidak lepas dari perhatian Pemerintah Kota Manado.
Mengingatorganisasi bentukan pemerintah ini harus tunduk dan patuh pada peraturan yang berlaku, mengingat segala sesuatu ada aturan berlaku sehingga dari situlah setiap anggota Tagana berhak menerima penghargaan berupa anggaran Tali Asih, yang sudah diatur lewat peraturan Menteri Sosial RI.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarkat Kota (Dinsos), Drs. Sammy Kaawoan,MAP menegaskan setiap relawan Tagana Manado seharusnya taat dan patuh serta loyalitas terhadap pemerintah, termasuk mengenai kehadiran dan keaktifan dalam setiap bencana alam terjadi.
"Kami pemerintah butuh anggota Tagana begitu ada bencana langsung terjun ke lapangan untuk melakukan evakuasi maupun penyediaan dapur umum. Bukan itu saja bahkan saat kegiatan rutin biasa Tagana dituntut selalu stand by piket seperti biasanya," tegas Kaawoan saat menjawab berbagi persoalan Tagana belakangan ini.
Ia juga kembali menegaskan bahwa Tagana telah terbekali dengan berbagai atribut langsung suplay dari Kementerian Sosial, artinya secara formal segala kebutuhan menyangkut sarana dan prasarana sudah terpenuhi, termasuk pula pemerintah kota Manado telah memberikan anggaran operasional berupa Talih Asih.
"Harusnya setiap personil Tagana lebih aktif lagi karena sudah ada tunjangan operasional. Bukan malah sebaliknya jadi malas piket bahkan setiap bencana tidak pernah melibatkan diri.
"Sungguh sangat selali ketika ada tindakan dari pemerintah berupa sanksi akibat vakum dari kegiatan, kemudian kasak kusuk dan membuat statmen sana-sini seolah-seolah Dirinya korban, padahal oknum tersebut selama menjadi Tagana tidak pernah absen dalam berbagai kegiatan," tandasnya.
Lebih jauh lagi Kaawoan menguraikan penyaluran Talih Asih sudah sesuai peruntukkannya bersandar pada Permensos Nomor 28 dan 29 Tahun 2012 tentang pedoman umum Tagana. Penjelasannya sudah cukup jelas dan terarah.
"Sementara ada riak- riuk dari oknum-oknum Tagana itu karena kesalahan sendiri ketika namaya tidak terakomodir menerima Talih asih. Harusnya sadar diri dan mau menerima sebuah kesalahan, jangan membuat langkah konyol apalagi terkesan semacam tindakan menyerang pemerintah dengan embel-embel mau lapor kejaksaan lah atau polisi, ini kan ada kecemburuan semata padahal tanpa sadar oknum bersangkutan tidak pernah aktif hasil evaluasi," tegasnya.
Hal senada juga dikatakan Ketua Forum Tagana kota Manado, Brando Mawitjere. Dirinya menjelaskan setiap anggota Tagana tidak ada yang abadi, setiap anggota wajib dievaluasi kinerjanya.
"Pemerintah dan forum Tagana berhak melakukan evaluasi kinerja setiap anggota Tagana siapa pun itu tanpa terkecuali, karena itu ada aturan mainnya sesuai degan peraturan Menteri Sosial. Dan paling penting pemerintah punya kewenangan mengangkat atau menunjuk anggota Tagana yang baru," tutur Brando.
Seraya berharap setiap anggota Tagana harus selalu aktif dalam setiap kegiatan yang ada, termasuk harus loyalitas terhadap pemerintah.
"Jangan arogansi apalagi pembangkan terhadap pemerintah. Terus tunjukkan kinerja dengan selalu aktif dalam setiap kegiatan," tutur brando. (Yd)