" Memaknai 1 Muharam 1444 Hijriah, konsep Kerukunan Antar Ummat Beragama menjadi topik trending dalam diskusi ringan bersama sahabAT wartawan,".
IDNEWS.CO, MANADO - Konsep Kerukunan Antar Ummat Bergama sangat menarik terungkap dalam segmen diskusi ringan bersama Media dengan salah satu Politisi senior, Abid Takalamingan, Selasa (2/8/2022) kemarin Sore.
Mengambil momen 1 Muharam 1444 Hijriah atau bertepatan 2 Agustus Miladiyah, bertempat di Kedai Kopi Rain's Paniki sedikit mengupas terkait bentuk kerukunan yang hakiki bukan sekedar simbol, namun lebih pada penerapan implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Aba Abid sapaan akrab lebih konsen ketika turun ke masyarakat setiap kegiatan terus melakukan sosialisasi apa pentingnya sebuah keberagaman dalam beragama.
Setidaknya inilah menjadi dasar sehingga Sulawesi Utara aman dan nyaman hidup rukun dan damai. Mengingat toleransi sangat mahal "harganya" kalau lah tidak terjaga dengan baik akan berakibat fatal kemudian hari.
" Sampai detik ini Isyu tentang minoritas dan mayoritas menjadi setingan selalu ditiupkan tengah masyarakat, kalau tidak jeli bakal hancur perpecahan antar ummat beragama," ucap Abid.
Makanya, lanjut politisi senior ini mengomentari bahwa berbagai upaya pihaknya terus meredam berbagai polemik muncul kalangan segelintir paham sesat, maupun para elit tak bertanggung jawab menyebarkan konflik perpecahan antar ummat beragama.
" Menepis Isyu murahan tersebut Saya kebetulan selaku Ketua Baznas Sulut sering turun ke daerah dalam rangka memberikan pemahaman pada masyarakat. Contoh saja pembagunan rumah ibadah pernah satu kali antara mesjid dan gereja berhadapan tapi tidak ada persoalan, inilah patut apresiasi bahwa masyarakat sudah paham tentang hidup rukun dalam bingkai Torang samua ciptaan Tuhan," kata Putra asal Sangihe ini.
Disamping itu pula, salah satu kandidat calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Rl ini kemudian menanggapi, para elit politik selalu mengklaim bahwa ini kantong suara saya, sambil menyebut daerah-daerah tertentu.
Semestinya menurut Takalamingan bukan seorang politisi tulen namanya, harusnya berkompetisi dalam dunia politik lebih santun lagi jangang main Kalim sana sini, tapi pada kenyataannya belum tentu warga itu memilihnya.
Bahkan sebagai kader politisi tidaklah boleh menjegal satu sama lainnya. Apalagi membawah konsep ummat, sebab warga butuh kerja nyata sudah berapa banyak kita berbuat demi kesejahteraan masyarakat.
" Saya tidak muluk- muluk walau belum duduk di kursi sebagai senator, tapi Alhamdulillah banyak hasil karya yang dibuat. Nantilah wartawan bisa lihat sendiri apa sih yang sudah saya perbuat pasti ko ketahuan. Rendah hati dan jangan sombong karena kesombongan akan membawa sifat riya' dan takabur," tandasnya.
Lebih jauh salah satu dewan komisaris di perbankan swasta ini, Ia sangat paham kebutuhan masyarakat sulawesi utara paling penting kesejahteraan hidup layak serta memperhatikan segala kebutuhan masyarakat sudah cukup.
Jangan kemudian hanya sebatas konsep saja harus ada realisi kalau perlu terus kawal sampai pada titik klimaks. (Yudi barik)