"Yakob O. Maryen Ajak Mahasiswa Papua di Sulut Buka Diri dan Jalin Kerjasama Masyarakat".
Yakob O.Maryen senior AMP sulut, (foto istimewa) |
IDNEWS.CO, MANADO,- Di tengah dinamika politik dan keamanan yang kontras di Papua, dengan kekerasan dan pelanggaran HAM yang mengkhawatirkan, sekelompok mahasiswa Papua dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) di Sulawesi Utara (Sulut) mengambil inisiatif untuk mengatasi situasi tersebut.
Salah satu tokoh senior AMP, Yakob O. Maryen, yang akrab disapa 'kaka Yakob', telah memberikan seruan kepada rekan-rekannya untuk tidak terjebak dalam isu rasisme dan diskriminasi terhadap orang asli Papua (OAP).
Menurutnya, isu-isu tersebut sengaja dibuat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengganggu psikologi mahasiswa Papua di luar daerah Papua, menciptakan kecemasan yang berlebihan dan ketakutan akan adanya tindakan balas dendam dari masyarakat non-OAP.
Dalam pandangannya, Yakob O. Maryen mengutip pepatah kuno "dimana bumi dipijak di situ langit di jujung".
Ia meyakini bahwa OAP dapat menerapkan falsafah tersebut dengan cara sederhana, yakni membuka diri, menjalin komunikasi, dan bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat Sulut, termasuk pemerintah dan aparat TNI/Polri.
Menurutnya, pihak-pihak ini telah memberikan perlindungan dan pelayanan kepada mahasiswa Papua serta menjamin keamanan mereka.
Maryen juga menekankan bahwa masyarakat Sulut secara positif menerima kehadiran mahasiswa Papua. Semangat toleransi dan kerjasama yang kuat tercermin dalam falsafah adat-budaya Sulut, seperti "Torang Samua Basudara" dan "Baku-baku Sayang deng Baku-Baku Bae". Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi mahasiswa Papua untuk merasa terisolasi atau khawatir.
"Kuncinya adalah dengan membuka diri, berinteraksi, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan semua elemen masyarakat," tandas Yakob.
Dalam upaya menciptakan perdamaian dan kesejahteraan, seruan Yakob O. Maryen ini menjadi panggilan bagi mahasiswa Papua di Sulut untuk bergandengan tangan dengan masyarakat setempat.
Diharapkan, langkah ini dapat membangun pemahaman, mengatasi ketegangan, dan membawa manfaat bagi semua pihak.
(Redaksi)