Sekolah man model manado, foto insert kepsek, Drs.Adrian Abdullah, (foto istimewa) |
"Kepsek MAN Model Manado, Adrian Abdullah katakan: Solusi Bagi Siswa yang Tidak Lulus Seleksi Telah Diimplementasikan".
IDNEWS.CO, MANADO,- Gelombang Pendaftaran Siswa baru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model Manado terus memuncak setelah pengumuman kelulusan beberapa waktu lalu.
Meskipun pihak sekolah telah mengumumkan penutupan pendaftaran dan hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah diumumkan sejak lama, orang tua siswa tetap gigih dalam mengupayakan pendaftaran anak-anak mereka di MAN Model Manado.
Hal ini mencerminkan keinginan kuat anak-anak mereka untuk mengejar pendidikan di sekolah dengan pendekatan keagamaan dan kejuruan yang komprehensif. Fenomena ini seharusnya menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Sulawesi Utara, terutama warga Manado.
Meskipun MAN Model Manado satu-satunya sekolah di daerah ini yang mencerminkan keragaman budaya, jumlah penerimaan siswa baru terus meningkat dari tahun ke tahun.
Bahkan pada tahun 2023 ini, gelombang pendaftaran siswa baru ke MAN Model Manado melampaui batas kuota yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah, yang seharusnya hanya dapat menampung 400 siswa. Namun, minat orang tua untuk mendaftarkan anak-anak mereka terus berdatangan.
Salah satu warga, Agus Ointoe, mengungkapkan bahwa MAN Model Manado terus mengalami perkembangan yang pesat, dan minat orang tua dalam mendidik anak-anak mereka di sekolah ini sangat tinggi.
"Ini semua berkat dedikasi kepala sekolah yang serius dalam mengelola sekolah, sehingga mutu pendidikan menjadi fokus utama," ungkap Ointoe dengan antusias saat diwawancarai belum lama ini.
Kepala Sekolah MAN Model Manado, Drs. Adrian Abdullah, menjelaskan bahwa keputusan-keputusan tersebut merupakan hasil koordinasi dengan Kepala Kantor Wilayah sebagai pimpinan tertinggi di Kementerian Agama Sulawesi Utara.
"Sebagai sekolah berbasis keagamaan, keputusan-keputusan terkait penerimaan siswa ada di tangan Kepala Kantor Wilayah, dan kami telah berkoordinasi untuk mencari solusi bagi siswa yang tidak lulus seleksi. Keputusan ini akan segera diimplementasikan," jelas Adrian dengan optimisme.
Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam mencapai solusi terbaik.
"Selalu ada jalan keluar jika kita bersabar dan berpikir positif. Setiap kebijakan memiliki risiko, tetapi jika kita mengambilnya dengan kepala dingin dan jiwa yang lapang, pasti akan ditemukan solusi," tutup Adrian penuh keyakinan. (Yudi Barik)