Yayasan Hijaber Kawanua Sulut, Berbagi Kebaikan di Hari Kemerdekaan ke-78 Indonesia

  "Pejuang Kemanusiaan Tak Kenal Lelah, Memberikan Harapan di Momen Kemerdekaan,Kisah Penuh Haru di Balik Bantuan".


Suasana kunjungan hijaber dibeberapa warga saat memberikan bantuan,(foto idnews.co)

IDNEWS.CO, MANADO, - Dalam kisah yang penuh haru, para pejuang kemanusiaan yang tak pernah mengenal lelah terus berjuang untuk memberikan bantuan kepada mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka menjelajahi setiap jalan dan gang sempit, mencari warga yang membutuhkan uluran tangan.


Dari tangan-tangan mereka, terpancar kebaikan yang tulus. Wajah-wajah yang penuh cahaya, tanpa pamrih atau kepentingan pribadi, hanya berharap ridho dari Sang Pencipta saat memberikan bantuan.


Organisasi "Yayasan Hijaber Kawanua Sulut" menjadi pahlawan di balik cerita ini. Mereka telah berkomitmen untuk mendampingi masyarakat kurang mampu, menjalankan perannya sebagai pejuang kemanusiaan dengan tulus.


Di momen peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-78 pada 17 Agustus 2023, Yayasan Hijaber Kawanua Sulut menggelar aksi mulia. Mereka mendatangi sekitar 14 rumah di berbagai titik, memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai kepada mereka yang membutuhkan.


Bunda Fauzijah Stela Pakaja, SE, selaku Ketua Yayasan Hijaber Kawanua Sulut, dengan tulus berbagi bahwa momen kemerdekaan adalah saat yang paling tepat untuk merayakan Indonesia dengan memberikan kepada sesama saudara yang kurang beruntung.


"Kami, sebagai pengurus, merasa senang bisa bersatu dengan saudara-saudara muslim dalam niat tulus. Kami berharap akan mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa." Ucapanya saat wartawan mewancarainya, Jumat (18/8/2023) Pagi tadi.


Babu oma monu adam 66 tahun bersama cucunya serta kondisi rumah tempat tinggal, (foto idnews.co)

Momen ini juga mengingatkan kita bahwa sebagai manusia, kita tidak bisa membiarkan penderitaan sesama tanpa bergerak. Banyak dari kita yang mungkin tidak tega melihat kondisi mereka yang membutuhkan bantuan, baik secara moral maupun materiil. Tindakan untuk membantu adalah kewajiban sebagai umat Islam, sebuah tanggung jawab dalam kerangka persaudaraan.


Sebagai tindakan nyata, para pejuang kemanusiaan ini mengimplementasikan ajaran Rasulullah yang menyatakan, "Tolong-menolonglah dalam kebaikan, dan jangan tolong-menolong dalam kesesatan."


Mereka berlomba dalam kebaikan, menyediakan bantuan, menyentuh hati mereka yang kesulitan, memberikan hiburan, dan membantu meringankan beban mereka.


Kondisi rumah salah satu warga saat hijaber datang mengunjungi memberikan bantuan,(foto idnews.co) 

Bunda Fauzijah Stela Pakaja, SE, juga mengingatkan kita akan pentingnya tidak meninggalkan generasi  depan dalam keadaan lemah. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk saling membantu, tanpa pamrih atau kepentingan apa pun. Semua harta dan jabatan yang kita raih tak akan berarti jika tetangga kita masih merasakan kelaparan dan kesulitan.


Dalam perjalanan mereka, rombongan pejuang kemanusiaan ini tak henti-hentinya berjalan mengelilingi kota Manado, bahkan hingga malam hari. Cuaca dingin tak menghalangi tekad mereka untuk memberikan bantuan, dan warga yang menerima bantuan itu pun berbagi cerita mengharukan.


Seorang warga, Babu Monu Adam, yang tinggal di Kelurahan Sindulang Satu Lingkungan 4, menerima bantuan dengan air mata berlinang. Usianya yang telah senja, 66 tahun, belum pernah merasakan bantuan dari siapa pun. Saat para pejuang kemanusiaan datang dengan uluran tangan, dia tak kuasa menahan air mata haru.

Sesi foto bersama

"Terima kasih banyak atas bantuannya. Baru kali ini saya merasakan kebaikan ini. Semoga mereka yang telah membantu selalu sehat dan diberkahi," ujarnya dengan suara serak.


Dalam momen lain, Ibu Nina Daud, warga Kelurahan Istiqlal Kampung Arab Lingkungan 2, juga tak kuasa menahan air mata haru saat menerima bantuan dari Tim Hijaber. Hidupnya yang pas-pasan bersama tiga anak kecil membuatnya sangat terharu atas uluran tangan yang datang.


"Semoga Allah membalas semua kebaikan para ibu-ibu Hijaber ini. Semoga mereka selalu sehat dan mendapatkan banyak rezeki. Saya sangat berterima kasih masih ada yang peduli dengan kami," ucapnya sambil terus meneteskan air mata.


Dalam dunia yang seringkali keras dan penuh tantangan, kisah ini mengingatkan kita akan kekuatan kasih sayang dan empati.


Para pejuang kemanusiaan ini telah mengajarkan bahwa setiap tindakan kecil, setiap uluran tangan, memiliki arti besar dalam hidup orang lain. Dalam gelapnya kehidupan, mereka adalah cahaya yang membawa harapan dan kehangatan.


(Yudi Barik)

Lebih baru Lebih lama