"Prioritas Baru Wahyudin Ukoli, Kaderisasi dan Konsolidasi Muhammadiyah".
Wahyudin ukoli, sosok sebagai ketua PD Muhammadiyah kotamobagu, (foto istimewa) |
IDNEWS.CO, MANADO,- Tahukah Anda bahwa setelah melalui serangkaian tahapan dan mekanisme yang ketat, Wahyudin Ukoli akhirnya berhasil meraih posisi yang cukup prestisius sebagai Ketua PD Muhammadiyah Kotamobagu? Dalam suatu Musyawarah Daerah (Musda) yang penuh makna, Wahyudin dipilih bersama dengan 8 formatur lainnya untuk memimpin persyarikatan di Kota Totabuan hingga tahun 2027 mendatang.
Dalam momen bersejarah tersebut, Wahyudin dengan rendah hati mengungkapkan rasa syukurnya, "Terima kasih atas kepercayaan ini. Saya akan berusaha melaksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya." Ucapnya, saat wartawan mewancarainya.
Menurut Wahyudin, masa kepemimpinan yang akan datang akan difokuskan pada upaya memperkuat eksistensi Muhammadiyah di Kotamobagu. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, terdapat dua program yang mendesak dan akan menjadi prioritas utama dalam visi misinya.
"Sebagaimana yang saya paparkan dalam visi misi, ada dua program yang kami prioritaskan di periode ini, yaitu kaderisasi dan konsolidasi internal," ujarnya dengan tegas.
Saat kegiatan musyawarah berlangsung, (foto istimewa) |
Wahyudin juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam pelaksanaan program-program Muhammadiyah di Kotamobagu.
"Kami juga akan memastikan semua organisasi otonom bisa melaksanakan kegiatan-kegiatannya secara mandiri dan berkelanjutan," tambahnya, menjelaskan komitmen untuk menjaga agar roda persyarikatan tetap berputar dengan baik.
Sebelumnya, Musda ke-3 PD Muhammadiyah Kotamobagu ini secara resmi dibuka oleh Ketua PW Muhammadiyah Sulut, yaitu Masrur Mustamat.
Dalam sambutannya, Masrur menjelaskan bahwa Musda merupakan panggung tertinggi dalam organisasi Muhammadiyah di tingkat daerah. Keputusan-keputusan penting yang dihasilkan dari Musda memiliki dampak besar terhadap arah dan performa Muhammadiyah ke depan.
Oleh karena itu, ia mendorong agar Musda tidak hanya menjadi ajang pergantian kepemimpinan semata, tetapi juga menjadi wadah untuk menghasilkan gagasan, ide, dan strategi yang bertujuan untuk memajukan dakwah persyarikatan di Kota Kotamobagu.
Masrur Mustamat juga memberikan pandangannya terkait tanggung jawab seorang pemimpin yang terpilih. Menurutnya, terdapat dua aspek penting yang harus dimiliki oleh pemimpin Muhammadiyah. Pertama, pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan esensi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah yang mendorong kebaikan dan menolak keburukan. Ia menekankan,
"Muhammadiyah adalah organisasi yang kaya di Indonesia, sehingga pemimpin yang terpilih harus memprioritaskan pengelolaan zakat, infak, dan sedekah untuk kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Aspek kedua kata Masrur, adalah jiwa visioner yang mampu melihat jauh ke depan. Pimpinan Muhammadiyah harus mampu membaca perubahan dan merencanakan apa yang harus dilaksanakan pada 5 atau 20 tahun ke depan.
Seraya juga berharap bahwa pemimpin terpilih akan mampu memberikan kontribusi signifikan dalam mendorong perkembangan masyarakat madani di Kota Kotamobagu melalui nilai-nilai Islam yang diajarkan oleh KH Ahmad Dahlan.
Dengan penuh semangat dan komitmen, Wahyudin Ukoli berencana untuk memimpin Muhammadiyah di Kotamobagu dengan kepemimpinan yang visioner, mengutamakan kaderisasi, konsolidasi internal, serta pengembangan lembaga zakat dan infak.
Semua ini diharapkan akan mewujudkan peran Muhammadiyah yang lebih kuat dan berdaya guna dalam masyarakat, sejalan dengan cita-cita pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. (Yudi Barik)