Nelayan Malalayang Berjuang Pertahankan Tambatan Perahu di Tengah Ancaman Proyek Konstruksi

"Dampak Besar Proyek Konstruksi, Nelayan Malalayang Minta Prioritas dari Pemerintah".

Saat nelayan bersama sejumlah wartawan dilokasi tambatan perahu, (foto idnews.co)

IDNEWS.CO, MANADO,- Puluhan Nelayan asal Malalayang memprotes proyek Pekerjaan Konstruksi di Kawasan Malalayang dan Bunaken Tahap 2, yang berpotensi mengakibatkan tergusurnya Tambatan Perahu Mereka, sekitar Sabtu (6/1/2024).


Berapa kali Pihaknya telah mendatangi lokasi proyek sebagai tanda perlawanan terhadap kebijakan yang dianggap merugikan.


Sejak pekan lalu, nelayan telah menerima pemberitahuan dari pihak kontraktor untuk mengosongkan wilayah tersebut guna keperluan pekerjaan. Namun, ketidaksetujuan masyarakat nelayan terhadap keputusan tersebut semakin memanas.


Jefri Kanakan, salah satu nelayan, mengungkapkan ketidaksepakatan mereka terhadap rencana penggusuran tersebut. Menurutnya, para nelayan telah berulang kali meminta solusi terbaik dari kontraktor dan pemerintah, tetapi kesepakatan yang dihasilkan tidak memihak pada wong cilik.


"Sikap pemerintah yang acuh tak acuh terhadap nasib kami sangat disayangkan. Nelayan seharusnya diutamakan, bukan hanya karena proyek besar dengan anggaran tinggi yang membuat rakyat menderita," ungkap Jefri dengan nada kecewa.


Lebih lanjut, Jefri menyoroti solusi yang ditawarkan pemerintah melalui pertemuan sebagai tidak memadai dan menyengsarakan para nelayan. Ia menambahkan bahwa lokasi alternatif yang diajukan sangat tidak nyaman dan berisiko tinggi bagi keselamatan nelayan.


"Ditawarkan ke lokasi yang tidak nyaman dan berbahaya, bagaimana mungkin memenuhi kebutuhan hidup di tempat seperti itu? Kami akan terus berjuang mempertahankan mata pencaharian  bahkan jika itu berarti berbenturan dengan kepentingan pemerintah," tegas Jefri di hadapan wartawan.


Protes ini mencerminkan tekad nelayan untuk melanjutkan perjuangan mempertahankan lokasi dan mata pencaharian, meskipun berhadapan dengan resiko yang besar.

Mereka bersatu untuk menegaskan bahwa keberlanjutan hidup lebih penting daripada proyek konstruksi yang mungkin mengorbankan nasib rakyat jelata.


(Yudi barik)

Lebih baru Lebih lama