Gebrak! Jembatan Emas Prabowo Guncang Politik, Generasi Muda Bersiap Ambil Alih

"Transformasi Politik Sulut, Petahana Tua Terancam, Gebrakan 'Golden Bridge".


* penulis, efraim lengkong (senior journalist) 

Bupati minahasa utara, joune ganda (jg) foto atas dan hillary brigitta lasut (hbl) foto bawah, (foto istimewa)

IDNEWS.CO, MANADO,- Gebrakan politik di Sulawesi Utara meruncing saat Jembatan Emas yang megah, proyek kontroversial yang dicanangkan oleh Prabowo Subianto, merampungkan konstruksinya. Merupakan inisiatif untuk generasi muda, jembatan ini bukan hanya struktur fisik tetapi gempa politik bagi elite tua.


Hasil Pilpres (14/2/2024 ) membawa perubahan signifikan di Sulawesi Utara, dampaknya meluas dari pusat hingga daerah, menggetarkan fondasi politik. Meskipun partai berlambang 'banteng moncong putih' masih mendominasi, namun petahana tua mengalami penurunan pesona.


Wajah baru muncul di panggung politik, dengan 'Golden bridge' membuka akses bagi generasi muda ke panggung perebutan kursi di pilkada mendatang. Meski 'quick count' menunjukkan dominasi partai lama, posisi petahana tua mulai luntur.


Dinamika ini meluas ke seluruh partai, dengan para pejuang politik tua tergusur oleh energi segar generasi muda. Posisi 'petahana' yang kuat mulai terguncang, mengingatkan akan siklus politik yang terus berubah.


Indonesia, tanah air yang tidak mengenal "sistem oposisi" atau "sistem kerajaan", menyaksikan transformasi politik yang mencengangkan. Dari perspektif masyarakat hingga elit politik, terbukti bahwa dalam konstelasi 'pilkada atau pilpres', kepentinganlah yang memimpin.


Pemaknaan dari konsep "tak ada kawan yang sejati dan lawan yang abadi" menjadi jelas. Indonesia tidak milik kelompok atau partai tertentu; semua pihak berkompetisi untuk mewujudkan kepentingan mereka.


"Gibran Effect"


Atmosfer pasca pilpres 2024 menciptakan gelombang diskusi, terutama di kalangan generasi millennial. Nama-nama muda, Joune J.E. Ganda (JG) dan Dr. Hillary Brigitta Lasut (HBL), muncul sebagai kandidat potensial untuk kepemimpinan Sulawesi Utara.


Dukungan masyarakat, terutama dari kaum muda, mengkristal, berharap pasangan ini akan memimpin Sulut. Dengan alasan bahwa keduanya masih muda, energetik, rendah hati, bebas dari kontroversi hukum, dan memiliki daya tarik yang kuat.


JG, pengusaha dan bupati Minahasa Utara, membawa pengalaman eksekutif dan menjadi penatua PKB GMIM Minahasa Utara. HBL, mantan legislator DPR RI, membawa pengalaman legislatif dan daya lobby yang mumpuni.


Fakta di lapangan menunjukkan bahwa pasangan ini tidak hanya berprestasi di dunia politik, tetapi juga aktif membantu masyarakat terkena musibah.


Hal ini diamini oleh seorang lawyer yang sudah melanglang buana di negeri paman sam, jikalau mereka berdua yang maju di pilkada, pihaknya pastikan apabila Tuhan menghendaki, 1X lari dan dapat dipastikan Sulawesi Utara akan lebih maju.


"Pilihan itu ditentukan secara sadar mengikuti faktanya, fakta lah yang menentukan hukumnya" (ius in causa positium)," kata Ibu 'Lawyer' yang tidak mau namanya dipublikasikan.


Editor : Wahyudi Barik


Lebih baru Lebih lama