"Camat Malalayang Yusuf Kopitoy jelaskan, kenyataannya bahwa ternyata bersangkutan tidak mau mematuhi sistim yang diterapkan oleh pemerintah, termasuk pemakaian Aplikasi Sikendis karena seluruh sopir pengangkut sampah sudah memakai aplikasi ini".
Camat Malalayang, Yusuf Kopitoy (foto istimewa) |
IDNEWS.CO, MANADO,- Sempat beredar Pemberitaan lewat Media Online mengenai keterlambatan pembayaran Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh Pemerintah Kecamatan Malalayang, menuai kontrofersial bagi Sopir Truk Sampah.
Dimana akibat dari itu terjadinya penumpukkan sampah di Stasiun Persinggahan Akhir (SPA) Malalayang. Menurut pengakuan salah satu sopir truk sampah, bahwa sejak Empat Bulan berjalan belum menerima anggaran BBM.
"Kami harus memutar otak untuk mendapatkan dana walau meminjam sana-sini, demi memenuhi BBM agar sampah terangkat," ungkapnya.
Namun dari pernyataan salah satu sopir angkutan sampah dibantah oleh Camat Malalayang, Yusuf Kopitoy. Menurutnya itu tidak benar terkesan hanya menyudutkan Pemerintah Kecamatan Malalayang.
Padahal kenyataannya bahwa ternyata bersangkutan tidak mau mematuhi sistim yang diterapkan oleh pemerintah, termasuk pemakaian Aplikasi Sikendis karena seluruh sopir pengangkut sampah sudah memakai aplikasi ini.
"Kalau bilang empat bulan belum bayar mustahil karena sebenarnya berkas sekarang sementara berpores untuk bulan Mei. Jadi bayar Mei ke Juni kan proses dulu baru pencairan," ucap Kopitoy saat wartawan meminta klarifikasi, Senin (17/6/2024) Sore tadi.
Ia juga mengatakan kembali bahwa mekanisme serta aturan berlaku dimana, petugas pengangkut sampah harus memasukan nota pengisian BBM dari SPBU kemudian sesuai perhitungan jarak tempuh.
"Dari nota pengisian BBM itulah akan dimasukan ke aplikasi sikendis baru perhitungannya sesuai jarak tempuh, sementara petugas ini tidak mau mengikuti sistim berlaku hanya mau kehendak sendiri, makanya Kami sudah pernah mengeluarkan Surat Peringatan (SP) ke-Dua kali namun tetap bandel juga," tandas Kopitoy.
Seraya menambahkan kembali rupanya hanya modus saja sambil berkoar-koar di media, seolah- olah ini adalah kelalaian dari pihak Kecamatan sendiri padahal Dirinya yang melanggar aturan tersebut.
"Kan aneh semua petugas angkut sampah taat dengan sistim sikendis hanya Ia saja yang tidak mau, memangnya harus ikut maunya kan tidak mungkin makanya Saya selaku Camat akan segera mengambil tindakan tegas jikalau masih begini saja ulahnya," tegas Kopitoy.
(Yudi barik)