"Debat Kedua Pilgub Sulut Bahas Isu Penting Pendidikan hingga Kearifan Lokal".
serangkaian kegiatan debat berlangsung, (foto istimewa) |
IDNEWS.CO, SULUT,- Sekitar Hari Rabu, tanggal 23 Oktober 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Utara mengadakan debat publik kedua untuk pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut yang berlangsung di gedung Wale Ne Tou, yang terletak di pusat Kabupaten Minahasa, tepatnya di kota Tondano.
Acara debat ini diselenggarakan sebagai bagian dari rangkaian tahapan Pemilihan Gubernur 2024, dengan tujuan memberikan ruang bagi para calon pemimpin daerah untuk memaparkan secara rinci visi, misi, serta program-program unggulan yang mereka tawarkan kepada masyarakat Sulut.
Ketua KPU Sulut, Kenly Poluan, dalam sambutannya menekankan pentingnya para kandidat untuk memperhatikan substansi visi, misi, dan program yang mereka bawa ke panggung debat, mengingat momen tersebut merupakan kesempatan yang sangat baik bagi setiap Paslon guna menyampaikan gagasan serta rencana kebijakan mereka di hadapan khalayak luas.
Ia berharap agar masyarakat yang mengikuti debat, baik secara langsung di lokasi maupun melalui siaran media, bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan komprehensif mengenai arah pembangunan yang akan dituju oleh masing-masing kandidat jika terpilih menjadi pemimpin Sulawesi Utara selama lima tahun ke depan.
Tema yang diangkat dalam debat kali ini cukup luas dan melibatkan berbagai isu strategis yang sangat relevan dengan kebutuhan serta aspirasi masyarakat Sulut.
Beberapa topik yang menjadi fokus perdebatan meliputi masalah pendidikan, yang mencakup pemerataan akses pendidikan dan peningkatan kualitas tenaga pengajar, kesehatan masyarakat, yang menitikberatkan pada peningkatan fasilitas dan pelayanan kesehatan, serta isu kesejahteraan sosial yang berkaitan dengan pengurangan kemiskinan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Tidak hanya itu, topik lainnya yang tak kalah penting juga dibahas, seperti pengembangan pemuda dan olahraga, inklusi sosial, perlindungan terhadap perempuan dan anak, hak-hak penyandang disabilitas, penguatan demokrasi lokal, penegakan hukum dan hak asasi manusia, serta pelestarian budaya kearifan lokal dan penghormatan terhadap masyarakat adat yang menjadi bagian integral dari identitas daerah Sulawesi Utara.
Debat kali ini menghadirkan 14 orang panelis yang berasal dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, pakar hukum, pemerhati sosial, dan tokoh masyarakat, yang telah menyusun sejumlah pertanyaan yang dinilai penting untuk dijawab oleh para Paslon.
Setiap panelis memiliki tanggung jawab untuk menggali lebih dalam visi dan program kerja masing-masing pasangan calon, agar publik bisa lebih memahami sejauh mana komitmen mereka terhadap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat Sulawesi Utara.
Ketiga pasangan calon yang terlibat dalam debat ini, yakni Yulius Selvanus – Victor Mailangkay, Elly E. Lasut – Hanny J. Pajouw, serta Steven O. Kandouw – Denny Tuejeh, hadir secara langsung di lokasi acara untuk memaparkan pandangan mereka secara mendetail terkait isu-isu tersebut.
Acara tidak hanya dihadiri oleh para kandidat dan panelis, tetapi juga turut dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), perwakilan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), para komisioner KPU Sulut, serta sejumlah pimpinan partai politik yang ikut mendukung jalannya proses demokrasi di wilayah ini.
Dengan adanya berbagai pihak yang hadir, debat ini tidak hanya menjadi sarana penyampaian visi-misi bagi para kandidat, tetapi juga diharapkan menjadi wadah diskusi terbuka yang memungkinkan masyarakat Sulawesi Utara untuk lebih mengenal calon pemimpin mereka, serta membuat keputusan yang lebih matang dan berdasarkan informasi yang akurat pada hari pemilihan mendatang.
(Yudi barik)