"Saat diamankan, polisi juga mendapatkan sejumlah barang bukti, antara lain HP milik pelaku yang berisi video pelaku pencabulan dan juga alat kontrasepsi".
Direktur Kriminal Umum Polda Sulut Kombes Pol Amry Siahaan, saat menjelaskan dihadapan awak media, (foto istimewa) |
IDNEWS.CO, MANADO, Humas Polda Sulut,- Tim Resmob Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Sulawesi Utara menangkap seorang pria berinisial MB (41) yang diduga telah melakukan pencabulan terhadap anak berjenis kelamin pria dibawah umur di Kota Manado.
Dihubungi pada Jumat siang (6/12/2024) di Polda Sulut, Direktur Kriminal Umum Polda Sulut Kombes Pol Amry Siahaan membenarkan penangkapan tersebut.
"Pria asal Manado ini ditangkap oleh Tim pada hari Rabu, 4 Desember 2024, di Jalan Siswa, Sario Manado," ujarnya.
Penangkapan terhadap terduga pelaku ini berdasarkan informasi yang diperoleh Tim Resmob melalui media sosial tentang adanya predator anak yang meresahkan ini.
"Tim kemudian melakukan pengembangan dan memancing terduga pelaku, dan akhirnya berhasil diamankan," lanjutnya.
Saat diamankan, polisi juga mendapatkan sejumlah barang bukti, antara lain HP milik pelaku yang berisi video pelaku pencabulan dan juga alat kontrasepsi.
Terduga pelaku sendiri mengaku pernah mengalami pencabulan sewaktu ia bekerja di daerah Gorontalo.
"Terduga pelaku pernah bekerja di Gorontalo dan dia pernah menjadi korban serupa. Kemudian ia kembali ke Manado dan melakukan aksi pencabulan," terangnya.
Dari hasil interogasi, terduga pelaku mengaku sudah melakukan aksinya terhadap 5 orang anak dibawah umur.
"Modus pelaku adalah dengan memberikan uang, dan mengajak korban jalan-jalan lalu traktir makan. Korban kemudian dibawa ke rumah pelaku di daerah Wanea," ujarnya.
Saat ini terduga pelaku sedang dilakukan pemeriksaan di Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Sulut.
Ia juga mengimbau kepada orang tua agar memperhatikan pergaulan anak-anaknya. "Saya imbau kepada orang tua agar aktif mengawasi anak-anaknya agar tidak salah bergaul, apalagi sudah dipengaruhi miras," pungkas Kombes Pol Amry.
Terduga pelaku dijerat dengan Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,-
(Yudi barik)