Barak Sulut Tegas Menarik Diri dari Aksi "Sulut Gelap", Minta Logo Organisasi Dihapus dari Pamflet

"Fredy Boy Barahama: Barak Sulut Tidak Bertanggung Jawab atas Demo yang Gunakan Logo Tanpa Izin".

pamlet yang beredar mencantumkan logo lsm barak,(foto istimewa)

IDNEWS.CO, MANADO – Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Sulawesi Utara sebelumnya dikabarkan akan menggelar aksi damai yang bertajuk Sulut Gelap.


Sebuah gerakan yang disebut-sebut bertujuan untuk memberikan atensi terhadap isu pencegahan dan pemberantasan korupsi di daerah.


Namun, dalam perkembangan terbaru, LSM Barisan Rakyat Anti Korupsi Sulawesi Utara (Barak Sulut) secara resmi menyatakan menarik diri dari rencana aksi tersebut dan menegaskan bahwa pihaknya tidak memiliki keterlibatan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan demonstrasi yang dijadwalkan berlangsung dalam waktu dekat.


Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Markas Daerah (DPW MADA) Barak Sulut, Fredy Boy Barahama, dalam pernyataannya menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah memberikan persetujuan ataupun mandat bagi penggunaan logo Barak Sulut, dalam pamflet aksi yang telah tersebar luas di berbagai grup percakapan digital.


Ia menekankan bahwa selebaran yang mencantumkan nama dan logo organisasinya tersebut tidak melalui konfirmasi resmi, sehingga keikutsertaan Barak Sulut dalam aksi damai ini merupakan klaim sepihak yang tidak memiliki dasar yang sah.


Tanpa bermaksud mengurangi rasa hormat terhadap berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan serta kelompok aktivis yang memiliki kepedulian tinggi terhadap isu korupsi di tanah air, Fredy Boy Barahama menjelaskan bahwa Barak Sulut menilai tajuk Sulut Gelap berpotensi menimbulkan kesan pesimisme di tengah masyarakat terhadap pemerintahan yang baru terbentuk.


Menurutnya, meskipun isu pemberantasan korupsi merupakan hal yang sangat penting untuk terus diperjuangkan, pemilihan tema aksi yang terkesan menyeret situasi daerah ke dalam narasi Indonesia Gelap, dinilai kurang tepat dan dapat memberikan dampak negatif terhadap persepsi publik.


Lebih lanjut, Ia menegaskan bahwa aksi damai yang digelar oleh elemen masyarakat seharusnya memiliki landasan yang kuat serta arah perjuangan yang jelas, bukan sekadar mengikuti pola demonstrasi mahasiswa di Jakarta yang belakangan ini dinilai cenderung mengakomodasi kepentingan oposisi terhadap pemerintah.


Dirinya mengungkapkan bahwa dalam aksi kali ini, tidak terdapat pemaparan yang spesifik mengenai isu utama yang hendak disampaikan di ruang publik, melainkan hanya upaya untuk memperluas narasi pesimisme tanpa solusi konkret.


Meskipun demikian, Fredy Boy Barahama tetap menegaskan bahwa secara pribadi dirinya tetap mendukung penuh semangat antikorupsi yang menyala dalam diri para aktivis dan demonstran yang akan turun ke jalan.


Namun, dalam konteks organisasi, Barak Sulut memilih untuk tidak terlibat dalam aksi ini dan tidak memberikan mandat resmi bagi anggotanya untuk berpartisipasi.


Dia juga secara tegas meminta kepada pihak yang telah menerbitkan pamflet aksi agar segera mencabut logo Barak Sulut dari seluruh materi kampanye yang telah tersebar, mengingat tidak ada keputusan internal yang menyatakan dukungan ataupun keterlibatan mereka dalam demonstrasi tersebut.


“Saya tegaskan kepada pihak yang telah mencantumkan logo Barak Sulut dalam selebaran aksi ini agar segera menarik kembali penggunaan simbol organisasi kami, karena hingga saat ini kami belum pernah menyatakan sikap resmi untuk bergabung dalam gerakan tersebut," tegas Boy.


" Tidak ada rapat internal, tidak ada tanda tangan persetujuan, dan tidak ada pemberian cap kelembagaan yang mengesahkan keterlibatan kami. Oleh karena itu, jika nantinya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam aksi tersebut, kami menegaskan bahwa Barak Sulut tidak bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang muncul,” tambah Fredy Boy Barahama dengan nada tegas.


Dengan adanya klarifikasi ini, Barak Sulut menegaskan posisinya sebagai organisasi independen yang tetap menjunjung tinggi semangat pemberantasan korupsi, namun memilih jalur perjuangan yang lebih sesuai dengan prinsip serta strategi yang mereka anggap lebih efektif dalam mendorong perubahan sosial yang konstruktif di Sulawesi Utara.


(Yudi barik)


Lebih baru Lebih lama