Jumbo Swalayan Manado Pertahankan Harga Stabil di Tengah Lonjakan Kebutuhan Pokok Jelang Lebaran

"Manager Jumbo Swalayan Ungkap Alasan Harga Stabil di Tengah Gejolak Pasar".

jumbo swalayan tetap pertahankan harga walau memasuki hari raya idulfitri 1446 Hijriah, tahun 2025, (foto idnews.co)

IDNEWS.CO, MANADO – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah tahun 2025, lonjakan kebutuhan bahan pokok diprediksi akan meningkat secara signifikan.


Hal ini dipicu oleh permintaan yang tinggi dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan selama bulan suci Ramadan hingga menyambut perayaan Lebaran.


Kondisi tersebut berpotensi memicu kelangkaan dan lonjakan harga yang drastis di pasaran. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya melakukan pengawasan ketat melalui inspeksi mendadak (sidak) di berbagai pasar swalayan dan pasar tradisional.


Namun, situasi berbeda terjadi di Jumbo Swalayan. Sejak awal bulan Ramadan hingga memasuki persiapan Hari Raya Idul Fitri, Jumbo Swalayan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok barang.


Manajemen Jumbo Swalayan menegaskan bahwa mereka tidak pernah menaikkan harga secara sepihak atau menahan stok barang untuk keuntungan pribadi.


“Sebagai manajemen berkomitmen untuk menjaga harga sesuai dengan pasaran yang berlaku. Kami tidak pernah melakukan permainan harga atau menimbun barang. Semua kebutuhan pokok tersedia dan konsumen dapat memilih sesuai kebutuhan mereka,” ungkap Hi. Ardy Hamzah, Manager Jumbo Swalayan, saat diwawancarai media pada Sabtu (15/3/2025) siang.


Ardy menambahkan bahwa ketersediaan barang di Jumbo Swalayan sangat terjamin, mulai dari gula pasir, beras, minyak goreng, hingga kebutuhan rumah tangga lainnya.


Namun, untuk komoditas tertentu seperti cabai dan tomat, memang terjadi lonjakan harga yang cukup signifikan.


“Untuk harga cabai saat ini mencapai Rp 90.000 per kilogram, itu pun harga partai. Tomat juga mengalami kenaikan. Namun, pasar saat ini cenderung lesu karena masyarakat masih menahan belanja. Kami optimis, menjelang akhir Ramadan hingga Lebaran, kunjungan konsumen akan meningkat,” jelasnya.


Terkait program subsidi minyak goreng "Minyak Kita" yang diluncurkan oleh pemerintah, Ardy mengungkapkan kekecewaannya karena swalayan modern seperti Jumbo tidak mendapatkan jatah distribusi. Program ini hanya diperuntukkan bagi pasar tradisional.


“Seharusnya supermarket juga mendapat bagian sebagai perbandingan harga. Namun, kami tidak tahu alasan pemerintah menolak memberikan distribusi untuk pasar modern. Ironisnya, timbangan jumlah minyak juga tidak sesuai, ini menunjukkan kelalaian dari pihak terkait,” tegas Ardy.


Lebih jauh, Ardy menjelaskan bahwa Jumbo Swalayan sangat memperhatikan kualitas barang yang dijual.


Setiap produk yang masuk dari pemasok akan melalui proses sortir yang ketat untuk memastikan mutu, timbangan, dan kadar luasa yang tertera.


“Jika ada produk yang tidak sesuai standar, kami kembalikan ke supplier. Kami memastikan seluruh barang yang dijual di Jumbo Swalayan terkontrol dengan baik dan layak konsumsi,” tambah Ardy.


Di sisi lain, untuk mengantisipasi lonjakan harga dan kelangkaan stok menjelang Lebaran, Tim Gabungan yang terdiri dari BP POM, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Sat Pol PP, serta Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota manado, melakukan sidak secara rutin termasuk pihak Polda Sulut.


Dengan upaya pengawasan yang intensif dari pemerintah serta komitmen dari pihak swalayan seperti Jumbo, diharapkan lonjakan harga dan potensi kelangkaan bahan pokok dapat diantisipasi dengan baik. Masyarakat pun dapat merayakan Idul Fitri dengan tenang dan nyaman.


(Yudi barik)


Lebih baru Lebih lama