Pemerintah Siapkan Infrastruktur Jalan Hadapi Lonjakan Arus Mudik Lebaran 2025

"BPJN Sulut dan BPIW Lakukan Pemantauan Jalur Mudik, Pastikan Keamanan dan Kenyamanan Pemudik".

suasana saat kegiatan pemantauan berlangsung,(foto humas bpjn sulut)

IDNEWS.CO, Sulawesi Utara,-Dalam upaya memastikan kelancaran arus mudik dan arus balik Lebaran 2025, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Utara, Handiyana, S.T, M.T, M.Sc, bersama dengan Kepala Badan Pengembangan Infraslomo. truktur Wilayah (BPIW), Ir. Bob Arthur Lombogia, M.Si, serta Kepala Subdirektorat Perencanaan Teknis Preservasi II, Christoforus Mardjono Tjatur Lasmono, S.T., M.Tech, dan tim pemantauan, melakukan inspeksi langsung terhadap berbagai ruas jalan strategis yang menjadi jalur utama para pemudik di Provinsi Sulawesi Utara.


Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjamin kesiapan infrastruktur transportasi dalam menghadapi lonjakan volume kendaraan selama musim mudik dan memastikan keselamatan serta kenyamanan para pengguna jalan.


Dalam agenda kunjungan ini, tim meninjau beberapa titik vital, termasuk Jalan Tol Manado-Bitung yang menjadi salah satu jalur utama penghubung antara ibu kota provinsi dan daerah sekitarnya, serta ruas jalan nasional yang meliputi Bitung-Manado-Worotican-Attinggola, yang merupakan jalur penting bagi mobilitas masyarakat di wilayah tersebut.


Selain itu, tim juga menyempatkan diri untuk melakukan inspeksi langsung terhadap lokasi longsor yang terjadi di ruas jalan Kaiya-Kotamobagu, guna mengevaluasi dampak dari bencana tersebut serta memastikan langkah-langkah penanganan yang telah dilakukan berjalan secara optimal.


Sebagai bagian dari upaya mitigasi terhadap dampak longsor di ruas jalan Kaiya-Kotamobagu, berbagai tindakan strategis telah diimplementasikan, termasuk pembersihan material longsor yang berpotensi mengganggu kelancaran arus lalu lintas serta pemasangan rambu-rambu peringatan di titik-titik yang dinilai rawan terjadi longsor.


Langkah-langkah ini diharapkan mampu mengurangi risiko kecelakaan yang disebabkan oleh kondisi jalan yang tidak stabil serta meningkatkan rasa aman bagi para pengguna jalan yang melintasi kawasan tersebut, terutama saat terjadi peningkatan volume kendaraan pada musim mudik dan arus balik Lebaran.


Selain melakukan pemantauan terhadap kondisi jalan yang terdampak longsor, tim juga melakukan kajian mendalam terhadap berbagai titik rawan bencana yang berada di sepanjang jalur mudik Lebaran 2025.


Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan oleh tim teknis, diketahui bahwa terdapat 13 titik rawan longsor yang tersebar di sepanjang koridor jalur utama mudik Lebaran, dari total keseluruhan 64 titik rawan longsor yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Utara.


Selain itu, di jalur yang sama juga ditemukan sebanyak 9 titik rawan banjir yang berpotensi menghambat kelancaran arus lalu lintas, dari total 21 titik rawan banjir yang telah teridentifikasi di seluruh ruas jalan nasional yang berada di provinsi tersebut.


Informasi ini menjadi dasar bagi pemerintah dalam menyusun langkah-langkah antisipatif guna mencegah terjadinya gangguan signifikan terhadap mobilitas masyarakat saat perayaan Lebaran.


Sebagai langkah konkret dalam menghadapi potensi kendala yang mungkin muncul selama musim mudik, Kepala BPIW, Bob Arthur Lombogia, memberikan instruksi agar seluruh peralatan Disaster Relief Unit (DRU) dapat disiagakan di masing-masing titik rawan guna memastikan respons cepat terhadap setiap situasi darurat yang mungkin terjadi.


Selain itu, guna memberikan kenyamanan dan keamanan lebih bagi para pemudik, posko Lebaran juga akan didirikan di beberapa titik strategis yang telah dipilih berdasarkan tingkat kepadatan arus lalu lintas serta kebutuhan masyarakat akan layanan informasi dan bantuan darurat.


Melalui berbagai langkah strategis ini, pemerintah berharap dapat menghadirkan pengalaman mudik yang lebih aman, nyaman, dan lancar bagi seluruh masyarakat yang akan merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga di kampung halaman mereka.


(Yudi barik)


Lebih baru Lebih lama