"Dukung Mobilitas Masyarakat, Susi Air Layani 10 Rute Penerbangan Perintis".
![]() |
saat peresmian berlangsung,(foto humas otban) |
IDNEWS.CO, MANADO,- Bentuk upaya meningkatkan aksesibilitas transportasi udara bagi masyarakat yang tinggal di daerah terpencil dan terluar, Kementerian Perhubungan melalui Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII secara resmi membuka layanan Penerbangan Angkutan Udara Perintis untuk Tahun Anggaran 2025, khususnya untuk Koordinator Wilayah (Korwil) Gorontalo, yang mencakup rute strategis di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.
Peresmian tersebut ditandai dengan penerbangan perdana yang melayani rute Manado–Melonguane–Miangas secara pulang pergi (PP), yang diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat dalam hal konektivitas, mobilitas, dan akses terhadap berbagai layanan publik.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII, Ambar Suryoko, dalam sambutannya menegaskan bahwa hadirnya layanan penerbangan perintis ini merupakan wujud nyata dari kehadiran negara, dalam memastikan bahwa masyarakat yang berada di wilayah dengan keterbatasan akses transportasi udara tetap mendapatkan layanan yang optimal.
Lebih lanjut, Ambar menyampaikan bahwa penerbangan perintis ini memiliki peran yang sangat krusial dalam membuka isolasi daerah, mempercepat pergerakan orang dan barang, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya bagi wilayah yang selama ini menghadapi tantangan geografis yang cukup signifikan.
![]() |
jadwal rute penerbangan |
Sebagai bagian dari program pengembangan konektivitas udara yang lebih luas, angkutan udara perintis yang beroperasi di bawah koordinasi wilayah Gorontalo ini melayani total sepuluh rute penerbangan, yaitu:
1. Gorontalo – Pahuwato – Gorontalo
2. Gorontalo – Buol – Gorontalo
3. Gorontalo – Luwuk – Banggai Laut – Luwuk – Gorontalo
4. Gorontalo – Bolmong – Manado – Bolmong – Gorontalo
5. Manado – Siau – Naha – Siau – Manado
6. Manado – Melonguane – Miangas – Melonguane – Manado
Seremonial penerbangan perdana rute Manado–Melonguane–Miangas ini ditandai dengan prosesi pemotongan pita oleh Ambar Suryoko, yang disaksikan oleh berbagai pemangku kepentingan di sektor penerbangan dan transportasi udara.
Turut hadir dalam acara peresmian ini adalah Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, perwakilan dari PT Angkasa Pura Indonesia Cabang Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Manado, perwakilan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai, perwakilan Balai Kekarantinaan Kesehatan Manado, serta perwakilan dari PT Asi Pudjiastuti Aviation (Susi Air) yang merupakan operator penerbangan perintis ini.
Selain itu, acara ini juga dihadiri oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perintis Korwil Gorontalo, yang berperan dalam memastikan pelaksanaan program berjalan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaan penerbangan perintis ini, PT Asi Pudjiastuti Aviation atau yang lebih dikenal dengan Susi Air dipercaya sebagai Badan Usaha Angkutan Udara (BUAU) yang bertanggung jawab mengoperasikan layanan ini.
Maskapai tersebut menggunakan pesawat jenis Cessna Grand Caravan C 208 B, yang memiliki kapasitas maksimal 12 penumpang.
Dengan spesifikasi pesawat yang mampu beroperasi di landasan pacu terbatas dan wilayah dengan kondisi geografis yang menantang, layanan ini diharapkan mampu memberikan manfaat optimal bagi masyarakat yang berada di daerah terpencil dan terluar.
Ambar Suryoko juga menekankan pentingnya sinergi antara seluruh pihak terkait dalam memastikan bahwa operasional penerbangan perintis ini berlangsung dengan mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan bagi seluruh pengguna jasa transportasi udara.
Ia berharap agar pihak maskapai, otoritas bandara, serta instansi yang terlibat dalam operasional penerbangan ini dapat secara aktif melakukan pengawasan dan evaluasi guna memastikan layanan yang diberikan tetap sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Lebih lanjut, Ambar juga menambahkan bahwa keberadaan angkutan udara perintis ini bukan hanya sekadar untuk membuka akses bagi masyarakat di wilayah yang sulit dijangkau, tetapi juga memiliki dampak yang lebih luas dalam mendukung peningkatan kesejahteraan sosial dan pertumbuhan ekonomi lokal.
Dengan tersedianya konektivitas udara yang lebih baik, diharapkan sektor perdagangan, pariwisata, serta distribusi logistik dapat berkembang lebih pesat, sehingga mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian daerah.
Dengan diresmikannya penerbangan perintis di wilayah Sulawesi Utara ini, masyarakat yang selama ini menghadapi kendala dalam hal akses transportasi udara kini memiliki alternatif yang lebih mudah dan efisien.
Hal ini tidak hanya akan mempercepat mobilitas antarwilayah, tetapi juga membuka peluang baru dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan bisnis.
Pemerintah berharap agar program ini dapat terus berlanjut dan berkembang, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara lebih luas oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama yang berada di daerah terpencil, terluar, dan tertinggal di Indonesia.
(Yudi barik)