Polda Sulut Gelar Konferensi Pers, Wakapolda Jelaskan Terkait Insiden Penembakan di Pertambangan Emas Ratatotok

"Insiden Penembakan di Ratatotok, Kapolda Sulut Janjikan Tindakan Tegas".

saat konfrensi pers berlangsung, (foto idnews.co)

IDNEWS.CO, MANADO, Humas Polda Sulut,- Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Utara menggelar konferensi pers untuk mengungkap peristiwa kericuhan yang terjadi di pertambangan emas Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara.


Insiden tragis ini mengakibatkan satu orang meninggal dunia, yakni Fernando Tongkotow, warga Desa Basaan, Kecamatan Ratatotok. Peristiwa ini terjadi pada Senin, 10 Maret 2025, sekitar pukul 01.30 WITA.


Jumpa pers tersebut dipimpin oleh Wakapolda Sulut, Brigjen Pol Bahagia Dachi, didampingi Kabid Humas, Dirreskrimsus, serta Wadirreskrimum Polda Sulut.


Dalam pernyataannya, Wakapolda menjelaskan kronologi kejadian, dampak yang ditimbulkan, serta langkah-langkah yang telah dan akan diambil oleh pihak kepolisian untuk menangani insiden tersebut.


Menurut Brigjen Pol Bahagia Dachi, insiden bermula ketika sekelompok masyarakat mendatangi lokasi tambang pada malam hari dengan membawa senjata tajam.


Keberadaan mereka di lokasi tambang pada waktu yang tidak lazim memicu kecurigaan petugas yang saat itu sedang berjaga untuk mengamankan area.


“Anggota kami telah mencoba menyampaikan imbauan secara persuasif agar mereka tidak memasuki area tambang, namun imbauan tersebut tidak diindahkan. Situasi di lapangan semakin memanas, massa terus berupaya menerobos dan mengabaikan peringatan petugas,” ujar Wakapolda, dihadapan seluruh awak media, Selasa (11/3/2025) tadi Siang.


Lanjutnya dalam kondisi yang semakin tidak terkendali, aparat kepolisian melepaskan beberapa kali tembakan peringatan ke udara sebagai upaya untuk menghalau massa.


"Namun, situasi terus memburuk hingga akhirnya terjadi penembakan yang menyebabkan korban jatuh", ungkap Bahagia.


Lebih lanjut, Brigjen Pol Bahagia Dachi menegaskan bahwa saat ini pihak Propam dan Ditreskrimum Polda Sulut sedang melakukan penyelidikan intensif guna mengungkap motif serta kronologi lebih rinci terkait penembakan yang terjadi.


Kericuhan yang terjadi tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga memicu aksi perusakan dan pembakaran. Sejumlah kendaraan, termasuk kendaraan operasional pertambangan dan milik kepolisian, menjadi sasaran amukan massa.


Selain itu, beberapa fasilitas basecamp yang berada di lokasi tambang mengalami kerusakan berat akibat dibakar oleh kelompok yang tidak terima atas kejadian tersebut.


Menyikapi peristiwa ini, Kapolda Sulut menegaskan bahwa tindakan tegas akan diberikan kepada siapa saja yang terbukti melanggar aturan, baik dari pihak aparat kepolisian maupun dari pihak lain yang terlibat dalam kericuhan tersebut.


“Jika ada anggota kami yang terbukti melakukan pelanggaran prosedur, maka akan ditindak sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Kami tidak akan mentoleransi tindakan yang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur,” ujar Brigjen Pol Bahagia Dachi.


Selain itu, Polda Sulut juga telah menurunkan tim investigasi untuk mengumpulkan bukti-bukti tambahan dan memeriksa saksi-saksi di lapangan. Penyidikan ini dilakukan guna memastikan transparansi serta keadilan dalam penanganan kasus ini.


Sebelumnya, diketahui bahwa sempat terjadi bentrok fisik antara aparat kepolisian dari Satuan Brimob Polda Sulut dan warga yang terlibat dalam kericuhan tersebut.


Korban, Fernando Tongkotow, terkena tembakan di bagian kepala dekat telinga. Meskipun sempat dilarikan ke rumah sakit oleh rekan-rekannya, nyawa korban tidak dapat diselamatkan.


Keluarga korban dan masyarakat sekitar saat ini menuntut penjelasan lebih lanjut mengenai insiden tersebut.


Beberapa tokoh masyarakat dan pemerintah daerah telah turun tangan untuk menenangkan situasi serta mengimbau agar masyarakat tidak melakukan tindakan anarkis yang dapat memperkeruh keadaan.


Hingga saat ini, kepolisian masih terus menyelidiki penyebab utama terjadinya kericuhan serta mengumpulkan bukti dan keterangan dari para saksi. Polisi juga akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.


(Yudi barik)


Lebih baru Lebih lama