"Parahnya lagi, pelanggan tak diberi panduan untuk membeli sparepart".
![]() |
Disinilah bengkel yang menjadi masalah,(foto istimewa) |
IDNEWS.CO, MANADO, - Pengalaman buruk harus diterima seorang warga di Manado saat melakukan service motor di bengkel resmi Ahass Honda Manado, tepatnya di Jalan Samratulangi depan eks Multimart.
Pasalnya, Dia seperti dibuat bola pingpong atas pelayanan bengkel resmi Honda tersebut, justru setelah sepeda motor Honda Revo Absolute miliknya telah dibongkar.
Usai dibongkar, ternyata sparepart di bengkel tersebut tidak ada. Padahal sebelumnya, mereka telah menginformasikan soal harga beberapa sparepart yang akan digunakan.
Keanehan mulai terlihat, saat pihak bengkel mengkonfirmasi jika salah satu sparepart yang kosong bisa dibeli dari luar oleh pelanggan.
"Karena sudah terlanjur masuk bengkel, permintaan untuk mencari barang yang kosong di luar tetap diiyakan. Sebenarnya aneh, karena saya masuk bengkel resmi itu agar pelayanan prima. Kalau hanya beli dari luar, lebih baik sekalian saja bikin di luar bukan di bengkel resmi," kata pelanggan itu, Selasa (22/4).
Pelayanan terkesan asal-asalan kembali terjadi, saat pelanggan itu datang membawa sparepart yang dibelinya di luar ke bengkel resmi Honda itu. Saat tiba itu, ternyata pelanggan kembali disuruh membeli sparepart lainnya lagi.
"Saat sudah sampai di bengkel Honda itu, saya diberitahu lagi kalau ternyata ada satu lagi sparepart yang kosong sehingga disuruh beli lagi di luar. Katanya solusinya hanya itu beli di luar," kata pelanggan tersebut.
Parahnya lagi, pelanggan tak diberi panduan untuk membeli sparepart. Tak hanya itu, saat dihubungi untuk menanyakan model sparepart yang harus dibeli, customer service tak merespons chatting maupun panggilan telepon si pelanggan.
Akhirnya, sparepart yang dibeli ternyata berbeda nomor seri sehingga tak bisa digunakan. Padahal pelanggan mengaku sudah membeli barang itu dengan harga ratusan ribu rupiah.
Ironisnya, saat meminta pertanggungjawaban karena mesin telah dibongkar, pihak bengkel seperti menyalahkan pelanggan.
"Saya tentu merasa dirugikan, karena sudah menunggu berjam-jam, bolak-balik disuruh ke bengkel lain untuk beli sparepart sendiri, tapi ujung-ujungnya motor tak jadi. Rugi waktu, rugi uang dan rugi kerja. Kalau tahu begini, lebih baik tak ke bengkel resmi Honda," ujar pelanggan itu kembali.
Sementara, pihak Honda lewat Public Relation PT DAW, Meitres Kalalo, menjelaskan jika sesuai SOP, bengkel resmi Honda tak boleh menerima sparepart dari luar, karena bisa memengaruhi kualitas.
Menurutnya, jika memang sparepart kosong, pihak bengkel harus mencari terlebih dahulu menanyakan ke main dealer terkait stok.
"Selanjutnya jika masih tidak ada stok, bisa mengajukan ke AHM," ujar Meitres.
Sementara, menurut pelanggan tersebut, sepeda motor miliknya masih ada di bengkel dan tidak ada solusi agar kendaraan itu selesai.
"Masih di bengkel. Sampai sekarang tak ada komunikasi lagi dari bengkel," ujar pelanggan yang bertempat tinggal di Mapanget itu.
(Yudi barik)